Apartment Tamansari Skylounge Makassar, yang terletak di Jl Poros Bandara Baru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, telah memasuki proses Topping Off.
Topping Off adalah suatu proses yang menandakan bahwa kegiatan konstruksi telah memasuki tahap finishing.
Menandai proses ini, PT WIKA Realty sebagai pengembang Apartment Tamansari Skylounge melaksanakan seremonial di area proyek, Sabtu (2/11/2019).
Direktur Operasional PT Wika Realty, Suyamat mengatakan, seluruh properti yang dibangun oleh Wika Realty, selalu mengangkat kearifan lokal daerahnya berada.
“Seluruh properti kami, dimanapun berada selalu ada pendekatan lokal konten. Di Tamansari Skylounge nanti elemen depannya akan ada tulisan lontara.
Nanti juga pendekatan pinisi akan ada, kita selalu pakai pendekatan lokal,” kata Suyamat.
Sementara CEO PT Wika Realty, Agung Salladin mengatakan, mereka konsisten mengangkat kearifan lokal dalam designnya.
Seperti keanggunan kapal pinisi khas Kota Daeng terlihat pada lekukan keanggunan layar kapal pinisi yang terbentang pada pintu masuk menuju apartemen.
Tidak sampai disitu, design façade dan landscape Apartemen Tamansari Skylounge Makassar akan ditemukan pada design taman pada area terbuka hijau.
Hal itu mengambil konsep Taman Bantimurung dan dengan bentuk ombak. Menurutnya, Tamansari Skylounge Makassar merupakan salah satu property yang mereka kembangkan dengan konsep skylounge karena lokasinya yang strategis dan berdekatan dengan bandara Internasional Sultan Hasanudin.
“Dengan lokasi premium ini, apartemen Tamansari Skylounge memiliki akses sebagai salah satu gerbang utama menuju pusatKkota Makassar yang didukung dengan Tol Sutami serta fasilitas lainnya, antara lain sarana kesehatan dan pendidikan,” kata dia.
“Kami harapkan kehadiran property ini dapat menjawab permintaan pasar akan hunian dengan nilai investasi tinggi di area bandara yang masih belum banyak terdevelop di Indonesia,” tutup Agung.
Tamansari Skylounge Makassar terdiri dari 457 unit denganrincian tipe Studio seluas 24 m persegi sebanyak 223 unit, tipe one bed seluas 36 m persegi sebanyak 190 unit, dan tipe two bed seluas 47 m persegi sebanyak 44 unit.
Khsusu tipe studio, semua telah terjual alias sold out dengan pembeli 90 persen berasal dari Sulsel, dan sisanya sebagian merupakan warga Papua. Tipe One Bed dijual dengan harga sekitar Rp 700 jutaan, sementar tipe Two Bed sekitar Rp900 jutaan.
